Membukadan menutup pelajaran merupakan bagian yang sangat penting didalam proses pembelajaran. Membuka pelajaran diibaratkan sabagai kepala manusia yang menggambarkan tidak hanya bentuk wajah, tapi juga suasana hati seseorang. Membuka pelajaran memberi gambaran nyata tentang pelajaran yang akan dilaksanakan.
Bilamana Anda ingin membatik. Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis Kain mori bisa terbuat dari sutra atau katun; Canting sebagai alat pembentuk motif; Gawangan tempat untuk m enyampirkan kain; Lilin malam yang dicairkan; Panci dan kompor kecil untuk memanaskan; Larutan pewarna Lalu tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan lilin malam menggunakan canting dikandangi/dicantangi dengan mengikuti pola tersebut. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih tidak berwarna. Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu . Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin menggunakan alat cantinguntuk menahan warna pertama dan kedua. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis lilin tidak sepenuhnya luntur. Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
Dalamtahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup lama.
32 baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. h. Lilin malam Lilin malam yang digunakan adalah lilin yang telah dicairkan. Ada berbagai macam jenis malam yang bisa digunakan, dan tiap jenis malam berpengaruh pada hasil dari batik. i. Kompor Wajan kecil dan kompor kecil untuk memanaskan lilin. Kompor yang digunakan biasanya menggunakan bahan bakar minyak tanah. Dalam perkembangannya kompor batik dibuat dengan energi listrik atau bahan bakar lainnya. j. Zat Pewarna Zat pewarna batik dapat berasal dari pewarna sintetis maupun alami. 4. Cara Membuat Batik Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik tulis Asti Musman Ambar B. Arini, 2011 31, yaitu a Membuat desain batik molani Tahap awal dalam membatik dilakukan dengan membuat pola atau gambar lukisan motif batik. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera yang berbeda-beda. Ada yang lebih suka membuat motif sendiri, ada pula yang memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang sudah ada. Motif yang kerap dipakai di 33 Indonesia adalah batik keraton dan batik pesisiran. Desain dibuat dengan menggunakan pensil. b Setelah Molani, langkah selanjutnya adalah melukis dengan lilin malam menggunakan canting dikandangdicantangi dengan mengikuti pola tersebut. Sebelumnya, kompor minyak dan wajan yang diisi lilin lalu dipanaskan hingga mencair. Lilin harus sempurna cairnya supaya lancar keluar dari cucuk canting. Api kompor minyak harus tetap menyala dengan api kecil. c Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin pada bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih tidak berwarna. Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya, supaya saat pencelupan bahan ke dalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. d Berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu. e Setelah dicelup, kain tersebut dijemur sampai kering. f Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama. g Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua. h Proses berikutnya, menghilangkan lilin dari kain tersebut dengan cara mencelupkan kain tersebut dengan air panas di atas tungku. 34 i Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin menggunakan canting untuk menahan warna pertama dan kedua. j Proses membuka dan menutup lilin dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan. k Proses selanjutnya adalah nglorot, kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah digambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis karena lilin tidak sepenuhnya luntur. Setelah selesai, batik tersebut telah siap untuk digunakan. l Proses terakhir adalah mencuci kain batik dan mengeringkannya. Proses pembuatan batik menurut ensiklopedia Indonesia adalah sebagai berikut bagian-bagian kain dasar yang harus tetap tidak berwarna, jadi ia dilapisi dengan lilin. Sesudah itu, kain tersebut dimasukkan seluruhnya ke dalam cat dan kemudian lilin tadi dibuang. Pengerjaan semacam ini dapat diulang beberapa kali untuk menuakan warna atau untuk membuat berbagai warna. Agar lilin dapat melekat pada kainnya, maka kain itu terlebih dahulu dihilangkan kanjinya dan direbus. Agar lilin itu tidak berkembang, kain kembali dikanji dalam air beras, dikeringkan, disetrika atau 35 dilicinkan, dan dipasang pada semacam rak. Dipergunakan lilin lebah yang kuning, dicampur dengan parafin, damar, atau colophomeum. Campuran ini dipanaskan di atas anglo. Campuran yang berwarna cokelat ini dimasukkan dalam canting yang bercorot satu atau beberapa buah. Dengan canting itu, lilin itu dituangkan di tempat yang tidak perlu diberi warna. Juga dipakai semacam cap untuk menaruh lilin tersebut. Jika lilin tadi sudah diaplikasikan, maka kainnya diletakkan ke dalam air supaya lilinnya membeku. Agar terjadi kurai-kurai garis-garis halus, kain tersebut diperas dengan tangan corak craquale. Setelah diberi warna, lilin dibuang dengan merebusnya dalam air atau melarutkannya dalam bensin. D. Kearifan Lokal
Prosesmembuka dan mentutup lilin malam dapat. School No School; Course Title AA 1; Uploaded By MajorSeahorse49. Pages 22 This preview shows page 13 - 16 out of 22 pages. View full document. See Page 1 . Proses membuka dan mentutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya warna
b Batik cantin lebih gamb Ga Cap, yaitu ng cap. Ciri- cepat, me bar kurang d s u kain bat -ciri batik c enggunakan detail, muda Gambar2. P http 31 k tulis diker sumber dok tik yang p ap mengg n canting c ah luntur da Proses Pem p rjakan deng kumentasi proses pem gunakan ka cap, batika an berbau h mbuatan Bat gan canting malamannya in mori, pro an rapi, bo harum. tik Cap a menggun oses pemala olak-balik s nakan aman sama, 32 c Batik Tulis dan Cap, yaitu kain batik yang proses pembuatannya merupakan kombinasi cap dan tulis tangan. Ciri-ciri batik tulis dan cap menggunakan kain mori, proses pemalaman lebih cepat, menggunakan canting cap dan tulis, batikan rapi, bolak balik sama dan gambar kurang detail, mudah luntur, dan berbau harum. Proses pembuatan batik ini biasanya didahului dengan mengecap kain dengan lilin batik kemudian menambahi isen-isen dan penyempurnaanya secara tulis tangan. Menurut beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis batik terdiri dari batik tulis, batik cap, dan batik tulis dan cap yang merupakan kombinasi dari batik tulis dan batik cap. Ketiga jenis batik tersebut pada dasarnya menggunakan bahan yang sama namun menggunakan alat yang berbeda pada penorehan malam pada kain. Batik cap menggunakan canting cap, batik tulis menggunakan canting tulis dengan bantuan tangan sedangkan batik tulis dan cap merupakan kombinasi kedua teknik tersebut. 3 Ornamentasi Batik Menurut Asti Ambar 2011 23 ornamentasi batik dibagi dalam tiga bentuk yaitu klowongan, isen-isen, dan ornamentasi harmoni. Klowongan merupakan proses penggambaran dan pembentukan elemen dasar dari desain batik secara umum. I sen-isen adalah proses pengisian bagian-bagian ornamen dari pola yang ditentukan. Terdapat beberapa pola yang biasa digunakan secara tradisional seperti motif cecek, sawut, cecek sawut, sisik melik, dan sebagainya. Ornamentasi harmoni adalah penempatan berbagai latar belakang dari desain secara keseluruhan sehingga menunjukan harmonisasi secara umum. Pola yang digunakan menunjuk n biasanya kan modifika Ga pola ukel, g asi tertentu ambar 3. Co www G www. 33 gelar, gring dari pola is ontoh Klowo Gambar 4. I s .artscraftind gsing, atau sen. ongan motif sen isen beberapa p f kawung m pengaturan yang 4 Alat d Menur disiapkan a Bandu Bandu menahan pembatik b Dingk Dingk Tingginya c Gawa Gawa menggant Ga dan Bahan U rut Asti untuk mem ul ul terbuat d kain mori y secara tidak klik klik atau ban disesuaikan ngan ngan digun tungkan kai mbar 5. Co ekstraks www. Untuk Memb Ambar B. mbuat batik dari logam, yang baru d k sengaja. ngku adalah n dnegan ti nakan sebag n mori yang 34 ontoh Harmo i berbagai p .artscraftind buat Batik Arini 2011 tulis, yaitu timah, tem dibatik agar h tempat du nggi orang gai tempat g akan diba onisasi isen pola motif b 1 27 al mbaga atau tidak muda uduk yang d yang mem untuk men atik. -isen dan batik m at dan ba u kuningan ah ditiup an digunakan u batik. nyampirkan han yang berfungsi u ngin atau ta untuk mem n kain, berf perlu untuk arikan batik. fungsi 35 d Taplak Taplak terbuat dari kain berfungsi untuk menutup dan melindungi paha pembatik dari tetesan lilin malam dari canting. e Meja kayu Meja kayu merupakan alat penghalus kain secara tradisional, yang terbuat dari kayu yang berbentuk meja. Alat ini digunakan untuk meratakan kain mori yang kusut sebelum diberi pola motif batik dan dibatik. f Canting Canting merupakan alat untuk melukis atau menggambar coretan malam pada mori. Menurut fungsinya canting dibagi menjadi beberapa macam, yaitu 1 Canting reng-rengan Canting ini digunakan untuk membatik reng-rengan . Reng-rengan adalah batikan pertama yang sesuai dengan pola atau batik kerangka dari motif pola dasar sebelum pembatikan selanjutnya. 2 Canting isen Canting isen adalah canting untuk mengisi bidang polan . Polan adalah hasil mencontoh kerangka pola batik bersama isen . Canting isen bercucuk kecil, baik tunggal maupun rangkap. Menurut besar kecilnya, cucuk cucuk dibagi menjadi tiga macam yaitu canting carat cucuk kecil, canting carat cucuk sedang, dan canting carat cucuk besar. g Kain mori 36 Kain mori merupakan kain yang terbuat dari kapas dan cocok digunakan sebagai bahan dasar batik. Banyaknya kain mori untuk batik disesuaikan dengan kebutuhan. h Lilin malam Lilin malam yang digunakan yaitu lilin yang telah dicairkan. Jenis-jenis malam yaitu malam tawon, malam lancing, malam sedang, malam putih, malam kuning, malam songkal, malam geplak, dan malam gandarukem. i Kompor Kompor kecil dan wajan digunakan untuk memanaskan lilin. Kompor yang digunakan biasanya menggunakan bahan bakar minyak tanah. j Zat pewarna Zat pewarna yang digunakan untuk membatik dapat berasal dari pewarna sintetis maupun alami. 5 Pewarnaan Menurut Asti Ambar 2011 dalam proses batik membutuhkan dua macam pewarnaan. Pada mulanya digunakan pewarna alami dari bahan alami, seperti daun, kulit pohon, kayu, kulit akar, bunga dan sebagainya. Dengan semakin berkembangnya zaman dan kebutuhan akan pewarna yang lebih mudah penggunaanya, maka dipakailah pewarna kimiawi kimiawi sintetis adalah pewarna yang diperoleh dari bahan-bahan antara naftol, indigosol, dan remazol. Menurut Asti Ambar 2011 25 beberapa tanaman dapat digunakan sebagai pewarna alam, antara lain a Soga Tegeran 37 Tanaman pedu berduri ini dimanfaatkan sebagai pembuat warna kuning pada kain. Tanaman ini banyak tersebar di Jawa, Madura, Kalimantan serta Sulawesi. Bila dimanfaatkan sebagai pewarna alam, tegeran atau kayu kuning perlu diekstraksi dan diberi bahan fiksasi atau penguat. b Soga Tingi Kulit kayu pada tanaman mirip tembakau ini digunakan sebagai penghasil warna gelap kecoklatan pada tekstil. c Soga Jambal Tanaman ini menghasilkan warna coklat kemerahan dari kayu batangannya sehingga cocok digunakan untuk pewarna alami pada teksti. Berbeda dengan soga lainnya, tanaman ini termasuk jenis pohon besar mencapai 25 meter tingginya. d I ndigo I ndigfera tinctoria adalah tanaman polng-polongan berbunga ungu. Daunnya dimanfaatkan untuk menghasilkan warna biru dari perendaman daun selama semalam, kemudian dilanjutkan dengan proses ekstraksi hingga layak digunakan pada proses pencelupan kain atau benang. e Mengkudu Kulit akar mengkudu berguna untuk menghasilkan warna merah tua untuk tekstil. f Kunyit Rimpang kunyit dapat digunakan sebagi pewarna tekstil. Bila dicampur dengan tarum indigo kunyit akna menghasilkan warna hijau. g Daun Mangga 38 Daun mangga dapat digunakan untuk pewarana alami pada tekstil. Jika diekstrak, daun mangga menghasilkan warana hijau. h Kesumba Kesumba digunakan oleh perusahaan testil sebagi pewarna alam yang aplikatif tak hanya pada produk makanan, juga untuk tekstil. Bijinya menghasilkan warna merah oranye. 6 Proses Membatik Asti Ambar 2011 31 menjelaskan ada beberapa tahapan dalam proses pembuatan batik tulis, yaitu a Membuat desain batik molani yaitu membuat pola atau gambar motif batik. Biasanya desain dibuat dengan menggunakan pensil. b Melukis dengan lilin malam menggunakan canting dengan mengikuti pola. c Menutupi motif dengan lilin pada bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih tidak berwarna. Tujuannya agar saat pencelupan bahan ke dalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. d Pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertuptup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu. e Menjemur kain yang telah dicelupkan sampai kering. f Kembali melakukan proses pembatikan dengan melukis lilin menggunakan canting menutupi bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama. g Pencelupan warna yang kedua. h Menghilangkan lilin dari kain dengan cara mencelupkan kain dengan air panas di atas tungku. 39 i Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin menggunakan canting untuk menahan warna pertama dan kedua. Proses membuka dan menutup lilin dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan. j Proses selanjutnya adalah nglorot, kain yang sudah berubah warna direbus air panas. Tujuannya untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang digambar sebelumnya terlihat jelas. k Proses terakhir adalah mencuci kain batik dan mengeringkannya. Beberapa istilah dalam pembuatan batik tulis sesuai dengan urutan prosesnya menurut Asti Ambar 2011 32, yaitu a Ngloyor, proses membersihkan kain dari pabrik yang biasanya masih mengandung kanji, menggunakan air panas yang dicampur degan merang atau jerami. b Ngemplong, yaitu proses memadatkan serat-serat kain yang baru dibersihkan. c Memola, yaitu pembuatan pola menggunakan pensil ke atas kain. d Mbatik, yaitu menempelkan lilin malam batik pada pola yang telah digambar menggunakan canting. e Nembok, yaitu menutupi bagian yang nantinya dibiarkan putih dengan lilin tembokan. f Medel, yaitu mencelupkan kain yang telah dipola, dilapisi lilin pewarna yang sudah disiapkan. g Ngerok nggirah, yaitu proses penghilangan lilin dengan alat kerok. 40 h Mbironi, yaitu menutupi bagian-bagian yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dan tempat-tempat yang terdapat cecek titik-titik. i Nyoga, yaitu mencelup lagi dengan pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan. j Nglorod, yaitu proses menghilangkan lilin dengan air mendidih kuntuk kemudain dijemur. Menurut Ari Wulandari 2011 152 proses membatik secara umum yaitu a Ngemplong Ngemplong merupakan proses penghilangan kanji. Penghilangan kanji dilakukan dengan cara mencuci kain mori kemudian memasukkannya ke dalam minyak jarak agar kain lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi dan memalu kain agar lapisan kain halus dan mudah dibatik. b Nyorek atau Memola Nyorek merupakan proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada atau biasa disebut dengan ngeblat. c Mbatik Mbatik adalah proses menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong menggambar garis-garis di luar pola dan isen-isen mengisi pola dengan berbagai macam bentuk. d Nembok Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutupi dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan. 41 e Medel Medel yaitu proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan. f Ngerok dan Mbirah Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan. g Mbironi Mbironi adalah menutupi warna dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. h Menyoga Meyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut. i Nglorod Nglorod merupakan tahapan terakhir dalam proses membatik yaitu proses melepaskan malam lilin dengan cara memasukan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air yang mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih kemudian di angin-anginkan. Menurut beberapa pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa proses membatik terdiri dari beberapa tahapan yaitu ngloyor pembersihan kanji pada kain , ngemplong memadatkan serat kain , nyorek memola membuat menjiplak motif pada kain menggunakan pensil , mbatik menorehkan malam pada kain , nembok menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna 42 dasar , medel mencelupkan kain pada sebuah cairan untuk mendapatkan warna , ngerok penghilangan lilin dengan logam , mbironi menutupi isen-isen menggunakan malam , nyoga pewarnaan kain , dan nglorod melepaskan malam dengan air yang mendidih . Meskipun beberapa pendapat terdapat perbedaan istilah namun proses membatik pada umumnya sama dan urutan prosesnya sama. B. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang relevan dengan penelitian penulis. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya sebagai berikut 1. Penelitian yang diilakukan oleh Uswatun Khasanah berjudul “Pengaruh Penerapan Model Active Learning Small Group Work Pada Pembelajaran Muatan Lokal Membatik Terhadap Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Pandak. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui keterkaitan pengaruh model pembelajaran Active Learning Small Group Work dengan hasil hasil belajar siswa pada muatan lokal membatik. Melalui penggunaan model pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa hasil belajar siswa pada muatan lokal membatik dapat ditingkatkan secara signifikan melalui penerapan model Active Learning Small Group Work. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu metode penelitian yang digunakan dan subjek penelitiannya. Meskipun yang diukur cenderung sama namun penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran sedangkan penelitian ini mengamati pelatihanyang terselenggara di SD N Tanjungharjo untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. 43 2. Penelitian yang dilakukan oleh Kisti Wardani yang berjudul “ Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Pencapaian Kompetensi Membatik Menggunakan CTL Pada Muatan Lokal Berkategori Best Practise Di SMP N 1 I mogiriâ€. Penelitianinibertujuanuntukmengetahuifaktorintern dan faktorekstern yang mendukungkeberhasilansiswadalampencapaiankompetensimembatikmengun akan CTL padamuatan local berkategori best practice di SMP Negeri 1 I mogiri dan penerapanstrategi CTL padamuatanlokalmembatik di SMP Negeri 1 I mogiri. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kisti Wardani dan penelitian ini yaitu penggunaan model pembelajaran CTL pada muatan lokal membatik dan fokus penelitian yang akan diteliti berbeda meskipun cakupan materi sama yaitu muatan lokal membatik. Penelitian ini sama-sama mengukur keberhasilan kompetensi pada mulok membatik namun lebih menekankan pada pengamatan pada pelatihan yang ada di SD N Tanjungharjo. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Dianur Hikmawati yang berjudul “Evaluasi Efektifitas Program Pelatihan Service Excellence Di Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakartaâ€. Penelitian tersebut mengukur evaluasi efektifikas program pelatihan, gambaran evaluasi pelatihan pada ranah reaksi,pembelajaran, perilaku dan hasil, gambaran efektifitas program pelatihan dan hubungan evaluasi dengan efektifitas pelatihan pada ke empat ranah tersebut. Penelitian yang dilakukan Dianur Hikmawati memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu mengukur efektifitas pelatian ditinjau dari keberhasilan pelatihan. 44 Kedudukan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar SD Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo untuk mengukur keberhasilan pelatihan dan pencapaian kompetensi membatik yang diselenggarakan pada mata pelajaran muatan lokal. Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penelitian yang terdahulu yang sama-sama mengukur keberhasilan kompetensi siswa pada mulok yang terselenggara namun menggunakan metode yang berbeda. C. Kerangka Pikir Penelitian ini meneliti keberhasilan membatik pada tingkat sekolah dasar SD. Keberhasilan membatik ditinjau dari kompetensi hasil belajar pada tingkat sekolah dasar melalui muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan maupun ketrampilan dasar bagi siswa Sekolah Dasar agar kompetensi atau kemampuan akademik, sosial, dan pribadi di bidang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dapat dikembangkan dengan melakukan sebuah pelatihan. Melalui sebuah pelatihan ketrampilan membatik yang diselenggarakan pada muatan lokal, siswa Sekolah Dasar SD yang semula tidak memiliki bekal apa- apa pada bidang praktik ketrampilan membatik ini apabila diberikan pelatihan ketrampilan membatik maka siswa dapat 1 memiliki bekal ketrampilan membatik yang dapat dikembangkan lebih lanjut pada tingkat pendidikan selanjutnya, 2 kemampuan pengetahuan dan ketrampilan siswa tingkat Sekolah Dasar SD yang diperoleh akan lengkap dan utuh, bukan hanya menguasai materi dalam kurikulum nasional saja, tetapi juga mengenal lingkungan milik mereka sendiri secara lebih mendalam, dan 3 mengenal dan menjadi akrab 45 dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya salah satunya yaitu kesenian membatik. Sesuai dengan tujuan pelatihan membatik bagi siswa, pembelajaran muatan lokal membatik tersebut bagi siswa sekolah dasar sangat diperlukan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya. Output pelatihan membatik pada muatan lokal di Sekolah Dasar SD diharapkan dapat mencapai kriteria kompeten sehingga pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar SD siswa mampu bersikap dan berperilaku selaras dengan nilai dan aturan yang berlaku didaerahnya serta melestarikan dan mengembangkan budayanya dalam rangka menunjang pembangunan nasional sesuai dengan tujuan muatan lokal. D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan Latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah ,maka dapat dikemukakan pertanyaan penelitian sebagai berikut 1. Bagaimana hasil belajar kompetensi membatik siswa SD N Tanjungharjo? a. Bagaimana hasil belajar pengetahuan membatik siswa SD N Tanjungharjo melalui pelatihan? b. Bagaimana hasil belajar praktik membatik siswa SD N Tanjungharjo melalui pelatihan?
Nyorekatau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Mori yang dibutuhkan disesuaikan dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan. Tidak ada ukuran pasti dari panjang kain mori karena biasanya kain tersebut diukur secara tradisional
Ilustrasi membatik. Pixabay/DukeashJAKARTA - UNESCO United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB Persatuan Bangsa-bangsa, sejak 2 Oktober tahun 2009 lalu mengakui Batik sebagai salah satu warisan budaya dunia yang berasal dari website resminya, UNESCO menjabarkan batik sebagai teknik, simbolisme dan budaya seputar pakaian katun dan sutra yang diwarnai dengan tangan yang dikenal sebagai Batik diwarnai oleh pengrajin yang menggambar desain pada kain menggunakan titik dan garis yang dibuat mereka dengan lilin panas, yang tahan terhadap pewarna. Sehingga memungkinkan mereka untuk mewarnai secara selektif dengan merendam kain dalam satu warna, menghilangkan lilin dengan air mendidih dan mengulanginya jika menginginkan adanya variasi beberapa keterangan tersebut, maka jelas bahwa sebuah kain bisa disebut batik, jika pembuatannya menggunakan lilin. Baik itu ditulis atau pun dicap. Sementara kain yang dibuat menggunakan mesin cetak atau alat modern lainnya, tak lebih dari sebuah kain yang menggunakan motif produksi sebuah batik, lilin atau yang dikenal juga sebagai malam, memang memegang peran penting sejak tahap awal. Berikut tiga jenis lilin malam yang terkait dalam proses produksi KlowongSesuai namanya, malam klowong berfungsi untuk untuk nglowongi. Atau sebutan untuk pekerjaan pelekatan lilin pertama sebagai dasar kerangka motif pada kain sesuai yang klowong ini memiliki sifat mudah sekali encer saat dipanaskan, tapi juga mudah membeku saat didiamkan atau dilekatkan ke kain. Sehingga dapat digunakan untuk membuat garis motif yang yang gampang diencerkan, membuat malam klowong juga tidak memiliki daya lekat yang kuat, gampang remuk, mudah tembus pada kain. Namun, itu membuatnya mudah dilorot atau lepas dalam air, tidak tahan terhadap larutan alkali, dan tidak meninggalkan bekas pada TembokanSama seperti sebelumnya. Nama malam Tembokan pun diambil dari fungsinya yang digunakan untuk nemboki. Atau dalam bahasa Indonesia adalah memblokir bidang yang luas pada sebuah pola batik yang telah digambarkan pada kain. Proses ini bertujuan agar pewarna tak bisa masuk ke dalam bagian fungsi itu, malam yang juga kerap disebut sebagai malam popokan ini, memiliki sifat daya lekat yang kuat, mudah meresap pada kain, tidak mudah remuk, lama mencair dan cepat tembokan pun tahan terhadap larutan alkali dan tidak akan mudah lepas saat dilorot atau direndam dalam BironiTerakhir ada malam bironi, yang juga dikenal sebagai lilin tutupan. Dari namanya, jelas bahwa malam bironi berfungsi untuk menutupi beberapa bagian pada kain batik yang sedang tersebut yakni bagian kain yang telah diberi warna pada motif tertentu, dan ingin dipertahankan saat kain dicelup atau bironi ini memiliki sifat yang mirip dengan lilin klowong. Seperti mudah mencair dan membeku, daya lekat tidak terlalu kuat, mudah tembus kain, tidak tahan terhadap larutan alkali dan mudah pembuat malamUntuk bahan pembuat malam sendiri. Baik itu malam klowong, tembokan, atau bironi, biasanya berasal dari bahan yang sama. Seperti beberapa di antaranya; gondorukem getah pinus yang telah disuling, parafin, microwax jenis parafin yang lebih halus, getah damar, lemak binatang kendal, gajih, minyak kelapa, lilin lanceng, lilin tawon kote dan agar sesuai dengan fungsinya masing-masing. Komposisi bahan pembuatan akan disesuaikan. Apakah ingin membuat malam yang memiliki daya tahan kuat terhadap air seperti malam tembokan. Atau sebaliknya yang mudah meleleh atau mencair seperti malam klowong dan malam sendiri sebenarnya berasal dari sebutan orang Jawa zaman dulu terhadap sarang dulu banyak memanfaatkan sarang lebah tersebut, tepatnya kumpulan struktur berbentuk heksagonal yang tersusun dari ester asam lemak dan berbagai senyawa alkohol rantai panjang, untuk membatik. Dengan fungsi seperti malam yang kita kenal saat situlah, kendati peran sarang lebah atau malam telah terganti dengan bahan lainnya. Para pengrajin batik masih kerap menyebut bahan pengganti tersebut, dengan sebutan malam.
Moriyang dibutuhkan disesuaikan dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan. mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam (lilin) biasa. Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang
Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis Kain mori bisa terbuat dari sutra atau katun Canting sebagai alat pembentuk motif, Gawangan tempat untuk m enyampirkan kain Lilin malam yang dicairkan Panci dan kompor kecil untuk memanaskan Larutan pewarna Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan lilin malam menggunakan canting dikandangi/dicantangi dengan mengikuti pola tersebut. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih tidak berwarna. Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu . Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin menggunakan alat cantinguntuk menahan warna pertama dan kedua. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis lilin tidak sepenuhnya luntur. Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
Prosesini di sebut dengan njaplak. Fungsinya agar pengrajin batik tulis dapat dengan mudah membuat pola motif batik tulis. Mei 20, 2022 oleh masbidin net. Corak yang ditampilakan terlihat jelas dan lebih luwes dengan ukurang yang lebih kecil daripada cara membuat batik cap, hal ini karena desain pada tulisan batik tidak ada.
RandiNandika1 RandiNandika1 Seni Sekolah Dasar terjawab Motif batik Iklan Iklan putri4342 putri4342 **********suhu*********** wow terimakasih, berkat anda saya salah, sangat tidak membantu as u maksudnya gimana sih kalo benar ku kasih bintang 5 benar nggak nih jawabannya yah kak Iklan Iklan Pertanyaan baru di Seni apa itu tari Wonderland Indonesia? dan kasih link yt nya ya gambar di bawah ini merupakan tari yang bernama dan asalnya dari mana gambar di atas merupakan tarian yang bernama dan asalnya dari mana Tari gambyong berasal dari jawa barat atau jawa tengah Mengapa kalimat atau teks dalam komik tidak boleh terlalu panjang Sebelumnya Berikutnya
Metodebilik dingin digunakan dengan logam yang memiliki titik leleh tinggi seperti paduan aluminium, kuningan, atau tembaga. Die casting dengan bilik panas terbatas pada logam yang tidak akan larut saat dipanaskan seperti paduan seng, timbal, dan magnesium. Proses die casting efisien, ekonomis yang menawarkan berbagai bentuk dan komponen.
a Membatik: Membuat pola pada mori dengan menempelkan lilin batik menggunakancanthing tulis. b. Nembok: Menutup bagian-bagian pola yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dengan lilin batik. c. Medel: Mencelup mori yang sudah diberi lilin batik ke dalam warna biru. d. NgerokdanNgirah: Menghilangkan lilin dari bagian-bagian yang akan diberi warna
125CDp. dc4347o89a.pages.dev/82dc4347o89a.pages.dev/74dc4347o89a.pages.dev/82dc4347o89a.pages.dev/410dc4347o89a.pages.dev/146dc4347o89a.pages.dev/68dc4347o89a.pages.dev/153dc4347o89a.pages.dev/231
proses membuka dan menutup lilin disesuaikan dengan